A.
Penyakit
1.
Penyakit Akar (Blast disease)
Gejala
serangan :
-
Tanaman tumbuh abnormal dan lemah
-
Daun tanaman berubah menjadi berwarna kuning
Penyebab
:
Jamur
Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.
Cara
pengendalian :
-
Melakukan kegiatan persemaian dengan baik
-
Mengatur pengairan agar tidak terjadi kekeringan di pertanaman
2.
Penyakit Busuk Pangkal Batang (Basal stem rot/Ganoderma)
Gejala
serangan:
-
Daun berwarna hijau pucat
-
Jamur yang terbentuk sedikit
-
Daun tua menjadi layu dan patah
-
Dari tempat yang terinfeksi keluar getah
Penyebab
:
Jamur
Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma pseudofferum.
Cara
pengendalian dan pencegahan :
-
Membongkar tanaman yang terserang dan selanjutnya dibakar
-
Melakukan pembumbunan tanaman
3.
Penyakit Busuk Batang Atas (Upper stem rot)
Gejala
serangan:
-
Warna daun yang terbawah berubah dan selanjutnya mati
-
Batang yang berada sekitar 2 m di atas tanah membusuk
-
Bagian yang busuk berwarna cokelat keabuan
Penyebab
:
Jamur
Fomex noxius.
Cara
pengendalian :
-
Melakukan pembongkaran tanaman yang terserang dan membuang bagian tanaman yang
terserang
-
Bekas luka selanjutnya ditutupi dengan obat penutup luka
4.
Penyakit Busuk Kering Pangkal Batang (Dry basal rot)
Gejala
serangan :
Tandan
buah membusuk dan pelepah daun bagian bawah patah.
Penyebab
:
Jamur
Ceratocytis paradoxa.
Cara
pengendalian :
Membongkar
tanaman yang terserang hebat dan selanjutnya dibakar.
5.
Penyakit Busuk Kuncup (Spear rot)
Gejala
serangan:
Jaringan
pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna kecokelatan.
Penyebab
:
Belum
diketahui dengan pasti.
Cara
pengendalian : Memotong bagian kuncup yang terserang.
6.Penyakit
Busuk Titk Tumbuh (Bud rot)
Gejala
serangan :
-
Kuncup tanaman membusuk sehingga mudah dicabut
-
Aroma kuncup yang terserang berbau busuk
Penyebab
:
Bakteri
Erwinia.
Cara
pengendalian :
Belum
ada cara efektif untuk memberantas penyakit ini.
7.
Penyakit Garis Kuning (Patch yellow)
Gejala
serangan:
Terdapat
bercak daun berbentuk lonjong berwarna kuning dan di bagian tengahnya berwarna
cokelat.
Penyebab
:
Jamur
Fusarium oxysporum.
Cara
pengendalian :
Melakukan
inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Hal ini bertujuan agar serangan
penyakit di persemaian dan pada tanaman muda dapat berkurang.
8.
Penyakit Antraknosa (Anthracnose)
Gejala
serangan :
-
Terdapat bercak-bercak cokelat tua di ujung dan tepi daun
-
Bercak-bercak dikelilingi warna kuning
-
Bercak ini merupakan batas antara bagian daun yang sehat dan yang terserang
Penyebab
:
Jamur
Melanconium sp., Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum.
Cara
pengendalian :
-
Melakukan pengaturan jarak tanam, penyiraman secara teratur dan pemupukan
berimbang
-
Tanah yang menggumpal di akar harus disertakan pada waktu pemindahan bibit dari
persemaian ke pembibitan utama.
Pengaplikasian
Captan 0,2% atau Cuman 0,1%.
9.
Penyakit Tajuk (Crown disease)
Gejala
serangan :
Helai
daun bagian tengah pelepah berukuran kecil-kecil dan sobek.
Penyebab:
Sifat
genetik yang diturunkan dari tanaman induk.
Cara
pengendalian :
Melakukan
seleksi terhadap tanaman induk yang bersifat karier penyakit ini.
10.
Penyakit Busuk Tandan (Bunch rot)
Gejala
serangan:
Terdapat
miselium berwarna putih di antara buah masak atau pangkal pelepah daun.
Penyebab
:
Jamur
Marasmius palmivorus.
Cara
pengendalian :
Melakukan
kastrasi, penyerbukan buatan dan menjaga sanitasi kebun, terutama pada musim
hujan.
Pengaplikasian
difolatan 0,2 %
B.
Hama
1.
Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus)
Gejala
serangan :
-
Daun terserang menggulung dan tumbuh tegak
-
Warna daun berubah menjadi kuning dan selanjutnya mengering.
Cara
pengendalian:
-
Pohon yang terserang dibongkar dan selanjutnya dibakar
-
Tanaman dimatikan dengan racun natrium arsenit
2.
Tungau (Oligonychus sp.)
Gejala
serangan :
Daun
yang terserang berubah warnanya menjadi berwarna perunggu mengkilat (bronz).
Cara
pengendalian :
Pengaplikasian
akasirida yang mengandung bahan aktif tetradifon 75,2 g/l.
3.
Pimelephila ghesquierei
Gejala
serangan :
Serangan
menyebabkan lubang pada daun muda sehingga daun banyak yang patah.
Cara
pengendalian :
-
Serangan ringan dapat diatasi dengan memotong bagian yang terserang
-
Pada serangan berat dilakukan penyemprotan parathion 0,02%.
4.
Ulat api (Setora nitens, Darna trima dan Ploneta diducta)
Gejala
serangan :
Daun
yang terserang berlubang-lubang. Selanjutnya daun hanya tersisa tulang daunnya
saja.
Cara
pengendalian :
Pengaplikasian
insektisida berbahan aktif triazofos 242 g/l, karbaril 85 % dan klorpirifos 200
g/l.
5.
Ulat kantong (Metisa plana, Mahasena corbetti dan Crematosphisa pendula)
Gejala
serangan:
-
Daun yang terserang menjadi rusak, berlubang dan tidak utuh lagi
-
Selanjutnya daun menjadi kering dan berwarna abu-abu.
Cara
pengendalian :
Pengaplikasian
timah arsetat dengan dosis 2,5 kg/ha atau dengan insektisida berbahan aktif
triklorfon 707 g/l, dengan dosis 1,5-2 kg/ha.
6.
Belalang Valanga nigricornis dan Gastrimargus marmoratus
Gejala
serangan:
Terdapat
bekas gigitan pada bagian tepi daun yang terserang.
Cara
pengendalian :
Pengendalian
dapat dilakukan dengan mendatangkan burung pemangsanya.
7.
Kumbang Oryctes rhinoceros
Gejala
serangan :
Daun
muda yang belum membuka dan pada pangkal daun berlubang-lubang.
Cara
pengendalian :
Menggunakan
parasit kumbang, seperti jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus
oryctes.
Melepaskan
predator kumbang, seperti tokek, ular dan burung.
8.
Ngengat Tirathaba mundella (penggerek tandan buah)
Gejala
serangan:
Terdapat
lubang-lubang pada buah muda dan buah tua.
Cara
pengendalian :
Pengaplikasian
insektisida yang mengandung bahan aktif triklorfon 707 g/l atau andosulfan 350
g/l.
9.
Tikus (Rattus tiomanicus dan Rattus sp.)
Gejala
serangan:
-
Pertumbuhan bibit dan tanaman muda tidak normal
-
Buah yang terserang menunjukkan bekas gigitan.
Cara
pengendalian :
Melakukan
pengemposan pada sarangnya atau mendatangkan predator tikus, seperti kucing,
ular dan burung hantu.